Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2016

perjumpaan kematian dan kehidupan

"gadis berumur sekitar 14 tahun itu mengusap-usap jasad ibunya yang sudah terbujur kaku tanpa nyawa. sudah berpakaian rapi dan sudah di make up sedemikian rupa. dengan tatapan kosong dia tetap mengusap wajah ibunya yang telah tiada itu, seolah tak percaya akan kenyataan yang dihadapinya (kini hidupnya tanpa seorang ibu) wajahnya yang sembab dan juga kelopak matanya yang sudah kering tak pelak karena sudah kehabisan airmata" disisi lain: "seorang ibu yang sudah memiliki 3 anak mengucurkan airmatanya dengan begitu deras disamping jenazah ibunya, suaranya perlahan memecah keheningan senja yang sudah mulai pudar dan akan berganti menjadi malam. maa... minum obadnya.. ma bangun ma sudah kusiapkan makanan untuk mama... seolah ingatan akan kebiasaan yang dilakukannya terhadap ibunya yang memang sudah lama mengidap penyakit. tangis itu memecahkan telinga hati dan memekakkan memori ku akan masa lalu... sungguh menyedihkan jika hanya bertaut dan berputar-putar dalam dimensi

Kekecewaan yang berdampak BURUK

Gambar
seorang ilmuwan pernah mengatakan kalau kepastian yang mutlak adalah ketidakpastian, dan tadinya secara pribadi penulis tidak begitu tertarik dengan kalimat ini dan kadang memberikan sanggahan tentang deretan kata itu. semua orang pernah kecewa, semua orang pernah merasakan sakitnya ketika orang lain yang dia percaya justru menusuknya dari belakang. tak terperi dan jua tak bisa ternihil kan jikalau kenyataannya kita akan menemukan atau bahkan ambil bagian dalam kekecewaan yang sipenulis maksudkan. dikecewakan oleh orang yang kita sayangin, dikecewakan oleh teman karib atau sahabat, dikecewakan rekan kerja atau kolega. atau bahkan dikecewakan oleh diri sendiri atau adalagi yang justru sengaja membuat dirinya sendiri kecewa. bahkan disaat yang paling menyakitkan adalah ketika kamu percaya seutuhnya kepada seseorang ternyata dia membohongimu dan kebohongan itu kamu temukan bukan dari pengakuan yang bersangkutan tapi karena kamu yang mencari tau akan kebenarannya. wahh sakitnya itu kaya

Senja di Belahan Timur Jiwa

pria itu menatap kembali laptopnya setelah tugasnya untuk membuat bahan persiapan kotbah untuk hari minggu sudah selesai, entah mengapa dia seolah ragu untuk membuka tab dalam google chrome nya, berkali dia mengecek blognya, ingin menulis tampaknya tapi usaha itu berkali-kali juga tidak berhasil. namun pada waktu yang random dia akhirnya membuka entri baru dalam blognya yang usang yang isinya curhatan semua hahaha kasian dia) dan dia mulai menulis sesuatu disana. tampaknya kali ini dia mencoba memahami tendensi dari sebuah frasa: senja tak seharusnya berada di sebelah timur.  ya entah apalah yang dipikirkannya tentang senja di timur-fajar di barat. mungkin pria itu ingin menekankan bahwa tidak akan ada kesempatan yang akan mempertemukan apa yang seharusnya di barat dan dihadirkan di timur, ya senja adalah bagian dari barat dan timur berkawan dengan fajar.  hampir dua jam diskusi yang sebenarnya hanya ber-inti-kan ucapan selamat ulangtahun, pria itu tampaknya kerasukan sesuatu se