untuk apa bertanya?
siang ini setelah menyantap makan siangku (tentunya ayam lauknya), aku mencoba menjadi yang pertama memulai pembicaraan dengan pria itu yang sekarang tampaknya semakin sibuk dengan persiapan-persiapan menjelang natal. aku ajak dia berbicara but i pretend that this conversation not important for me (padahal penting). dia mulai menunjukkan gesture tubuhnya bahwa dia sudah siap untuk mendengarkan apa yang kuceritakan. baiklah pikirku, berarti dia serius dan sedang tidak terganggu pikiran apapun. begini... (aku mulai bercerita latar belakang sebelum aku bercerita inti permasalahannya) ... nah setelah itu lanjutku. aku menyadari kalau ternyata perasaan ke dia tidak sekuat perasaan sebelumnya, entah kenapa kali ini terlalu banyak pertikaian yang terjadi mungkin itu karena jarak saja tapi ternyata bukan, ternyata keras kepala yang sepertinya berimbang sehingga ketika terjadi gesekan, tidak ada jalan keluar dan akhirnya diam satu sama lain, yaa diam adalah satu-satunya cara untuk mendingin